Diceritakan legenda turun-temurun bangsa Lemuria telah meninggalkan bumi
menuju suatu planet yang berkarakter mirip bumi. Planet itu adalah Planet
Erra atau Terra yang bertempat di gugus bintang Pleiades. Bangsa ini terpaksa
mengungsi karena dise- rang oleh bangsa Atlean, penghuni Kerajaan Atlantis.
Lemuria adalah peradaban kuno yang diperkirakan hidup pada periode 75.000
– 11.000 SM, lebih tua daripada peradaban Atlantis. Pulau Easter atau Pulau
Paskah ditengarahi merupakan sisa peradaban bangsa Lemuria. Pulau ini
mendapat tempat khusus bagi arkeolog karena di tempat ini sebuah keajaiban
dipertontonkan. Pulau yang memiliki luas + 4.000 km² ini, dikelilingi
ratusan patung batu Moai yang berukuran raksasa. Ratusan patung besar itu
kira-kira tingginya 33 sampai 66 kaki dan beratnya 14 sampai 80 ton.
Pulau Paskah (bahasa Polinesia: Rapa Nui,
bahasa Spanyol: Isla de Pascua) adallah pulau yang terletak di selatan
Samudera Pasifik. Secara administratif pulau ini termasuk wilayah Provinsi
Valparaiso, Cile.
Sergio Rapu, seorang arkeolog yang meneliti Pulau Paskah, menemukan arti
dari nama moai, yakni “wajah hidup
leluhur kami”. Dia memperkirakan pembuatan patung-patung itu sebagai bentuk
pemujaan kepada leluhur mereka. Wajah patung yang membelakangi lautan dan
menghadap perkampungan dipercara sebagai cara leluhur melindungi dan menjaga
para penduduk pulau itu.
Suku Maori dan suku Samoa yang bertempat
tinggal di pulau-pulau sekitar Pasifik mempercayai bahwa dahulu kala pernah
ada dataran besar di Pasifik. Penghuni dataran tersebut memiliki peradaban
yang sangat maju. Namun, sebuah peperangan besar-besaran menghancurkan bangsa
tersebut. Perang terjadi antara bangsa Lemuria dan bangsa Athlean. Bangsa
Atlantis keluar sebagai pemenang dan menyingkirkan bangsa Lemuria. Namun,
episode berikutnya sang pemenang berikut peradabannya hancur. Bukan dise- rang
bangsa lain, melainkan oleh kekuatan alam. Bencana besar berupa tsunami dan
gempa bumi menenggelamkan dataran yang mereka tinggali.
Keberadaan bangsa Lemuria berhasil diidentifikasi oleh Augustus Le
Plongeon (1826-1908), seorang peneliti dan penulis yang mengadakan penyelidikan
terhadap situs-situs purbakala peninggalan bangsa Maya di Yukatan. Setelah
bekerja keras, Akhirnya Plongeon berhasil menerjemahkan beberapa lembar catatan
kuno bangsa Maya. Hasil terjemahan tersebut menginformasikan keadaan bangsa
Lemuria. Bangsa Maya mencatat bahwa bangsa berusia lebih tua daripada bangsa
Atlantis yang dipercaya sebagai nenek moyang bangsa Maya. Bangsa Lemuria dan
Atlantis pernah hidup dalam periode yang sama. Sebelum bangsa Atlantis
menyerang Lemuria dan sebelum bencana meluluhlantakkan kedua peradaban tersebut.
Melalui penerawangan Edgar Cayne, seorang spiritualis dari Amerika
Serikat, mengungkapkan kehidupan bangsa Lemuria dan Atlantis. Dia menceritakan
keberadaan kristal generator raksasa yang dikelilingi kristal-kristal lain
sebagai sumber tenaga dan penyambuhan. Diceritakan bangsa Lemuria dalah
manusia-manusia yang memiliki tingkat spiritual yang tinggi, menjunjung
perdamaian, dan sangat bermoral. Berbeda dengan bangsa Atlantis yang
mengandalkan kekuatan fisik dan suka berperang. Hal ini pulalah yang menyebabkan
kekalahan Lemuria atas Atlantis.
Lemuria berasal dari kata “Mu” atau “Mu-Devi” yang berarti “Tanah
Leluhur/ibu- pertiwi”. Mu-Devi adalah ibu dewi Hindu Syiwa. Di Pulau Paskah
berhasil ditemukan beberapa lembaran berisi tulisan. Sampai saat ini tulisan
tersebut yang dikenal dengan ro- ngorongo, belum dapat diterjemahkan.
Guillahume de Hevesy, seorang sarjana dari dari Homgaria berhasil menemukan
persamaan karakter rongorongo dengan tulisan prasejarah India Kuno. Pada
rongorongo terdapat cap dari Mahenjo-daro. Rongorongo kemungkinan berarti
damai-damai yang isinya tentang dokumen perjanjian perdamaian. Sampai saat ini
masih terjadi perdebatan mengenai Pulau Paskah, bagaimana pembuatan dan
pendirian patung raksasa Moai serta eksistensi bangsa Lemuria sendiri.
No comments:
Post a Comment