Wednesday, April 25, 2012

Lemuria, Bangsa yang Bermigrasi



Diceritakan legenda turun-temurun bangsa Lemuria telah meninggalkan bumi menuju suatu planet yang berkarakter mirip bumi. Planet itu adalah Planet Erra atau Terra yang bertempat di gugus bintang Pleiades. Bangsa ini terpaksa mengungsi karena dise- rang oleh bangsa Atlean, penghuni Kerajaan Atlantis.
Lemuria adalah peradaban kuno yang diperkirakan hidup pada periode 75.000 – 11.000 SM, lebih tua daripada peradaban Atlantis. Pulau Easter atau Pulau Paskah ditengarahi merupakan sisa peradaban bangsa Lemuria. Pulau ini mendapat tempat khusus bagi arkeolog karena di tempat ini sebuah keajaiban dipertontonkan. Pulau yang memiliki luas + 4.000 km² ini, dikelilingi ratusan patung batu Moai yang berukuran raksasa. Ratusan patung besar itu kira-kira tingginya 33 sampai 66 kaki dan beratnya 14 sampai 80 ton.
Pulau Paskah (bahasa Polinesia: Rapa Nui, bahasa Spanyol: Isla de Pascua) adallah pulau yang terletak di selatan Samudera Pasifik. Secara administratif pulau ini termasuk wilayah Provinsi Valparaiso, Cile.
Sergio Rapu, seorang arkeolog yang meneliti Pulau Paskah, menemukan arti dari nama moai, yakni “wajah hidup leluhur kami”. Dia memperkirakan pembuatan patung-patung itu sebagai bentuk pemujaan kepada leluhur mereka. Wajah patung yang membelakangi lautan dan menghadap perkampungan dipercara sebagai cara leluhur melindungi dan menjaga para penduduk pulau itu.
Suku Maori dan suku Samoa yang bertempat tinggal di pulau-pulau sekitar Pasifik mempercayai bahwa dahulu kala pernah ada dataran besar di Pasifik. Penghuni dataran tersebut memiliki peradaban yang sangat maju. Namun, sebuah peperangan besar-besaran menghancurkan bangsa tersebut. Perang terjadi antara bangsa Lemuria dan bangsa Athlean. Bangsa Atlantis keluar sebagai pemenang dan menyingkirkan bangsa Lemuria. Namun, episode berikutnya sang pemenang berikut peradabannya hancur. Bukan dise- rang bangsa lain, melainkan oleh kekuatan alam. Bencana besar berupa tsunami dan gempa bumi menenggelamkan dataran yang mereka tinggali.
Keberadaan bangsa Lemuria berhasil diidentifikasi oleh Augustus Le Plongeon (1826-1908), seorang peneliti dan penulis yang mengadakan penyelidikan terhadap situs-situs purbakala peninggalan bangsa Maya di Yukatan. Setelah bekerja keras, Akhirnya Plongeon berhasil menerjemahkan beberapa lembar catatan kuno bangsa Maya. Hasil terjemahan tersebut menginformasikan keadaan bangsa Lemuria. Bangsa Maya mencatat bahwa bangsa berusia lebih tua daripada bangsa Atlantis yang dipercaya sebagai nenek moyang bangsa Maya. Bangsa Lemuria dan Atlantis pernah hidup dalam periode yang sama. Sebelum bangsa Atlantis menyerang Lemuria dan sebelum bencana meluluhlantakkan kedua peradaban tersebut.
Melalui penerawangan Edgar Cayne, seorang spiritualis dari Amerika Serikat, mengungkapkan kehidupan bangsa Lemuria dan Atlantis. Dia menceritakan keberadaan kristal generator raksasa yang dikelilingi kristal-kristal lain sebagai sumber tenaga dan penyambuhan. Diceritakan bangsa Lemuria dalah manusia-manusia yang memiliki tingkat spiritual yang tinggi, menjunjung perdamaian, dan sangat bermoral. Berbeda dengan bangsa Atlantis yang mengandalkan kekuatan fisik dan suka berperang. Hal ini pulalah yang menyebabkan kekalahan Lemuria atas Atlantis.
Lemuria berasal dari kata “Mu” atau “Mu-Devi” yang berarti “Tanah Leluhur/ibu- pertiwi”. Mu-Devi adalah ibu dewi Hindu Syiwa. Di Pulau Paskah berhasil ditemukan beberapa lembaran berisi tulisan. Sampai saat ini tulisan tersebut yang dikenal dengan ro- ngorongo, belum dapat diterjemahkan. Guillahume de Hevesy, seorang sarjana dari dari Homgaria berhasil menemukan persamaan karakter rongorongo dengan tulisan prasejarah India Kuno. Pada rongorongo terdapat cap dari Mahenjo-daro. Rongorongo kemungkinan berarti damai-damai yang isinya tentang dokumen perjanjian perdamaian. Sampai saat ini masih terjadi perdebatan mengenai Pulau Paskah, bagaimana pembuatan dan pendirian patung raksasa Moai serta eksistensi bangsa Lemuria sendiri.

No comments:

Post a Comment