Wednesday, April 25, 2012

Rahasia Stonehenge



Stonehenge adalah monumen megalistik peninggalan zaman perunggu dan neolithikum yang terletak di dekat Amesbury, sekitar 13 km barat laut Salisbury Plain, Wilshire, Inggris. Stonehenge terdiri atas 30 batu tegak dengan tinggi 10 meter dan berat 26 ton. Semua batu tegak raksasa tersebut tersusun melingkar. Di dalam 30 lingkaran batu besar, terdapat 30 batu lagi dengan ukuran lebih kecil yang dinamakan Lintens, juga disusun dengan bentuk melingkar. Namun sayangnya, penataan Stonehenge ini hanya tinggal puing- puingnya saja. Kebanyakan batu-batu tersebut sudah jatuh, terkikis, bahkan banyak yang hilang. Lingkaran batu itu diperkirakan dibuat pada 2500-2000 SM. Namun, ada beberapa bagian yang tampaknya dibangun lebih awal lagi. Perbedaan umur tersebut menandakan bahwa Stonehenge dibangun dari generasi ke generasi melalui berbagai tahapan.
Kompleks Stonehenge dibangun selama 2000 tahun dan di sepanjang kurun waktu tersebut aktivitas pembangunan terus berjalan. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya mayat seorang Saxon dari abad ke-7 M yang dipancung dan dikebumikan di kompleks batu tersebut. Richard John Coplan Atkinson, arkeolog Inggris memperkirakan Stonehenge dibangun sekitar 5000 tahun silam terbagi menjadi beberapa tahap, yakni 1, 2, 3a, 3b, dan 3c. Kompleks Stonehenge memang dibangun dari masa ke masa sebagai hasil dari bermacam-macam kebudayaan yang berbeda. Hal ini pula yang akhirnya memunculkan pertanyaan untuk apa Stonehenge dibangun.
Lingkaran batu dikelilingi lingkaran tebing bulat dan parit berdiameter 115 meter dengan satu pintu masuk di bagian timur laut. John Aubrey, arkeolog dari abad ke-17 menemukan 59 lubang di bagian luar kawasan lingkaran. Lubang-lubang ini kemudian dina- makan lubang Aubrey untuk menghormati jasanya. 25 lubang Aubrey tersimpan perkebumian abu yang kira-kira berumur 2 abad setelah berdirinya Stonehenge. Bersamaan dengan itu pula ditemukan tembikar Neolithikum dan sebuah batu tunggal monolit besar yang tidak dihaluskan. Penemuan ini memberikan keterangan perkiraan kapan pembangunan tersebut dilakukan. Batu monolit besar tersebut dikenal dengan nama Batu Tumit (Heel Stone) yang terletak di luar pintu masuk.
Penelitian yang dilakukan William Stukeley pada 1740 menyatakan bahwa pembangunan Stonehenge berhubungan dengan kepentingan astronomi. Dia berhasil membuat gambar yang terukur kompleks wilayah Stonehenge. Pendapat ini didukung Gerald Hawkins. Profesor astronomi tersebut berteori Stonehenge dibangun sebagai observatori- um astronomi untuk meramalkan datangnya gerhana matahari dan gerhana bulan. Pada setiap batu tegak merefleksikan posisi tertentu dari cahaya matahari. Oleh sebab itu, jika dapat memahami posisi pada setiap susunan batu, maka dapat disimpulkan kegunaan Stonehenge pada masa lalu. Dengan cara mendekode setiap batu pada Stonehenge didapatkan siklus 56 tahun gerhana matahari dan gerhana bulan. Pada pertengahan musim panas, matahari akan muncul tepat di puncak batu tumit. Cahaya matahari akan mengarah ke bagian tengah Stonehenge.
Teori lain diungkapkan Tim Darvill dan Geoff Wainwright. Dua pakar Stonehenge ini menyimpulkan bahwa batu biru, batu pembentuk lingkaran Stonehenge yang paling awal dipercaya mengandung kekuatan penyembuhan magis. Jadi, menurut pandangan mereka Stonehenge berhubungan dengan proses pengobatan.
Sementara itu, mitos yang berkembang di masyarakat, Stonehenge dihubungkan dengan legenda Raja Arthur. Seorang bernama Geoffrey mengatakan Merlin, tukang sihir terkenal pada masa Raja Arthur telah memindahkan Stonehenge dari Gunung Killarus ke lokasi yang sekarang. Legenda lain yang tak kalah supranaturalnya menceritakan Stonehenge dibangun oleh manusia raksasa yang telah membawa batu-batu mahabesar dari Afrika ke Inggris. Legenda ini diperkuat dari struktur geologi batu penyusun Stonehenge yang menunjukkan batu-batu tersebut bukan berasal dari wilayah Eropa. Struktur batu-batu di Stonehenge lebih mirip batuan dari Afrika daripada Eropa.
Mana yang benar? Penelitian baru-baru ini berhasil mengetahui fakta bahwa di setiap batu Stonehenge terdapat adanya ukiran. Ukiran-ukiran pada batu baru dapat dilihat dengan metode pemindaian laser dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mudah-mudahan penemuan baru ini dapat menguak misteri kegunaan Stonehenge di masa lalu.

No comments:

Post a Comment